ASMAT | Kementerian Sosial RI menempatkan 51 petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Asmat. Puluhan pendamping itu disebar ke berbagai distrik dan kampung.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Asmat, Amir Makhmud mengatakan, puluhan pendamping tersebut direkrut langsung oleh Kementerian Sosial, dan honor mereka dibayar oleh kementerian. Lima puluh persen para pendamping itu merupakan putra daerah.

“Diambil kebijakan 50 persen putra daerah. Untuk yang putra daerah ini lewat kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Adat (LMA),” kata Amir, Kamis (17/5).

Sementara sisanya, lanjut Amir, direkrut secara offline oleh Kementerian Sosial. Seleksi dilakukan di Agats, Ibukota Kabupaten Asmat pada awal Desember 2017 lalu. Beberapa tes yang diikuti, di antaranya wawancara.

“Yang 25 orang putra daerah tanpa dites. Sedangkan sisanya itu di tes di Agats. Diseleksi oleh kementerian. Kalau tahun lalu, yang kami rekrut tiga orang. Jadi sekarang jumlah mereka 54 orang plus operator,” katanya.

Penerimaan pendamping tahun lalu tiga orang yang kami rekrut, itu sistemnya offline. Lalu pada awal Desember 2017 ada penerimaan lagi, itu online, jadi mereka mengikuti beberapa tahapan, diantaranya wawancara.

Menurut dia, para pendamping disebar ke berbagai distrik. Tugas mereka yakni melakukan validasi data keluarga penerima manfaat (KPM) PKH.

“Pertama untuk memastikan bahwa penerima bantuan adalah mereka yang benar-benar berhak menerima. Tugas kedua, mereka memvalidasi data keluarga yang belum terdaftar,” terangnya.

Data-data keluarga yang dihimpun akan diberikan kepada operator. Selanjutnya operator akan mengirim ke Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial untuk divalidasi kembali. “Sekarang validasi sedang berjalan,” ujarnya.

Ia menambahkan, salah satu kriteria bagi keluarga yang berhak menerima bantuan PKH adalah mereka yang memiliki anak sekolah. 

“PKH ini adalah program dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, khususnya anak sekolah,” pungkasnya. (Seputarpapua.com)