Staf Kemenlu Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Prianti Gagarin Jatmiko Singgih mengatakan, kedatangannya ke Asmat untuk melihat secara langsung pelaksanaan Pesta Budaya Asmat, agar bisa mengambil langkah-langkah dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Asmat. Apalagi Pesta Budaya Asmat yang sudah ada sejak 1981 ini merupakan pelestarian budaya bangsa yang harus tetap dan dilestarikan, sehingga tidak sirna dan pupus ditelan kemajuan jaman dan teknologi yang semakin hari terus berkembang.

Berdasarkan informasi dari ketua panitia, pengukir di Asmat tinggal 36 orang. Sehingga diharapkan dengan pelaksanaan Pesta Budaya Asmat pengukir-pengukir muda bisa bertumbuh dan berkembang.

“Kami datang bersama rombongan atas undangan dari Keuskupan Agats dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Asmat. Dimana kedatangan kami ini untuk melihat secara langsung Pesta Budaya Asmat yang setiap tahunnya diselenggarakan,”kata Prianti saat ditemui disela-sela Pesta Budaya Asmat ke 32, Jumat (20/10/17).

Dikatakan, pihaknya akan memberikan dukungan dengan mempromosikan Pesta Budaya Asmat  ke luar negeri.

“Ini baru pertama kali melakukan peliputan dan menyiarkan ke TV Kemenlu. Promosi ini sangat penting dilakukan, agar Pesta Budaya Asmat lebih dikenal di seluruh dunia. Sehingga bisa memberikan nilai tambah rakyat asmat dan pemberdayaan pengukir,” katanya.

Mantan Dubes Indonesia untuk Venezuela periode 2012-2016 ini menambahkan, saat ini pihaknya masih mencatat apa yang diharapkan  pemerintah daerah dan keuskupan dari Kemenlu.

L“Promosi sangat penting, tapi harus didukung sarana dan prasarana, seperti transportasi, khususnya bandara. Serta bagaimana mengangkut tamu dari Ewer ke Agats yang lebih baik. Karena percuma kalau promosi dilakukan, tapi sarana dan prasarana tidak mendukung,”tuturnya.(seputarpapua.com)