Ekonomi

Struktur Perekonomian

Beragamnya kegiatan perekonomian yang dikembangkan oleh pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat telah memberikan warna pada struktur perekonomian suatu wilayah. Hal ini dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase sektoral. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase kontribusi suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Tingkat kontribusi terhadap pembentukan PDRB dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukkan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi dalam kemampuan menciptakan nilai tambah. Hal tersebut menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonominya.

Kontribusi PDRB AHB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Asmat, 2011-2014 (persen)

Selama periode 2011-2014, sektor ekonomi yang mendominasi perekonomian Kabupaten Asmat tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan sektor ekonomi yang dominan adalah sektor konstruksi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. Posisi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai sektor yang paling dominan di Kabupaten Asmat digeser oleh sektor konstruksi sejak tahun 2012. Selama periode tersebut rata-rata kontribusi ketiga sektor tersebut dalam perekonomian Kabupaten Asmat adalah sebesar 71,17 persen per tahun.

Struktur Perekonomian Kabupaten Asmat, 2015 (persen)Sektor ekonomi yang mendominasi perekonomian Kabupaten Asmat adalah sektor konstruksi dengan kontribusi yang selalu meningkat setiap tahun dari 23,78 persen pada tahun 2011 menjadi sebesar 26,46 persen pada tahun 2014. Tingginya kontribusi sektor konstruksi diakibatkan oleh gencarnya pembangunan jalan-jalan dan jembatan untuk menunjang perekonomian dan meningkatkan pembangunan. Walaupun posisinya sebagai sektor yang paling dominan digeser oleh sektor konstruksi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap merupakan sektor yang dominan di Kabupaten Asmat. Dengan kekayaan alam terutama sumberdaya perikanan dan kelautan, maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga ikut mendominasi perekonomian Kabupaten Asmat. Pada tahun 2011, sumbangan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah sebesar 26,95 persen, kemudian mengalami penurunan setiap tahun hingga hanya menjadi 21,75 persen pada tahun 2014. Sektor dominan selajutnya di Kabupaten Asmat adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian adalah sebesar 19,91 persen pada tahun 2014. Jika dibandingkan dari sisi lapangan usaha dengan kontribusi terbesar, diperoleh hasil bahwa struktur perekonomian Kabupaten Asmat sejalan dengan struktur perekonomian Provinsi Papua (PDRB Tanpa LapanganUsaha Pertambangan). Pada tahun 2014, lapangan usaha pertanian,kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Papua, yaitu sebesar 19,84 persen. Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar selanjutnya adalah lapangan usaha konstruksi dan lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, yaitu masing-masing sebesar 19,39 dan 14,00 persen.

Sumber:  BPS Kabupaten Asmat, 2015 (diolah)

 

Dalam rangka melihat dominasi ada tidaknya transformasi/perubahan struktur ekonomi, tujuh belas lapangan usaha dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:

1. Lapangan Usaha Primer

Lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha yang tidak mengolah bahan baku, melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan segala yang terkandung di dalamnya. Lapangan usaha ini meliputi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

2. Lapangan Usaha Sekunder

Lapangan usaha sekunder yaitu lapangan usaha yang mengolah bahan baku baik dari lapangan usaha primer maupun lapangan usaha sekunder itu sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Lapangan usaha ini meliputi lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas, lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, serta lapangan usaha konstruksi.

3. Lapangan Usaha Tersier

Lapangan usaha tersier yaitu lapangan usaha yang produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa. Dalam klasifikasi PDRB yang terbaru lapangan usaha tersier terbagi menjadi sebelas lapangan usaha. Lapangan usaha ini meliputi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor; lapangan usaha transportasi dan pergudangan; lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum; lapangan usaha informasi dan komunikasi; lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi; lapangan usaha real estat; lapangan usaha jasa perusahaan; lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; lapangan usaha jasa pendidikan; lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial; serta lapangan usaha jasa lainnya.

Struktur Perekonomian Kabupaten Asmat Menurut Lapangan Usaha Primer, Sekunder, dan Tersier, 2011-2015

Sumber:  BPS Kabupaten Asmat, 2015 (diolah)

 

Gambar 2.8 menunjukkan bahwa sektor tersier merupakan sektor yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDRB Kabupaten Asmat selama periode 2011-2014. Pada tahun 2011, kontribusi sektor tersier adalah sebesar 46,78 persen dan pada tahun 2014 besaran kontribusinya dapat dikatakan tidak berubah yaitu sebesar 46,77 persen. Pada tahun 2011, kontribusi sektor primer lebih tinggi dibandingkan sektor sekunder dimana kontribusi sektor primer sebesar 26,97 persen dan sektor sekunder sebesar 26,25 persen. pada tahun 2012, terjadi pergeseran dengan kontribusi sektor sekunder lebih tinggi dibandingkan sektor primer (sektor primer sebesar 24,62 persen dan sektor sekunder sebesar 28,11 persen). Selama periode tersebut, kontribusi sektor primer mengalami penurunan setiap tahun hingga hanya sebesar 21,76 persen pada tahun 2014. Sementara itu, kontribusi sektor sekunder justru mengalami peningkatan kontribusi setiap tahun dengan kontribusi pada tahun 2014 menjadi sebesar 31,47 persen.

.

Copyright © 2024 - Pemerintah Kabupaten Asmat