"Saya sampaikan terima kasih atas perhatian semua pihak, diantaranya Pemkot Surabaya, Kemensos dan Provinsi Papua. Bantuan berupa obat-obatan dari Pemkot Surabaya siap didistribusikan. Sementara yang dari Kemensos, Dinkes Provinsi dan Kabupaten Merauke masih dalam perjalanan," ungkap Elisa, di Asmat, Senin (15/1/2018).
Kata dia, selain obat-obatan dan makanan, sejumlah pihak, seperti TNI juga memberikan bantuan tenaga medis sebanyak 35 dokter. Mereka akan disebar ke sejumlah titik untuk melakukan pengobatan dan pelayanan kesehatan.
"Tenaga medis ini selain memberikan pengobatan, mereka juga akan melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan. Mereka tidak hanya fokus pada penyakit campak saja, tapi juga penyakit yang lainnya," jelasnya.
Ia menambahkan, proses pemulihan pasca pengobatan juga akan terus diperhatian sehingga penderita benar-benar sembuh "Kami juga akan memberikan makanan tambahan untuk keluarga yang anaknya terserang Campak sehingga proses pemulihan betul-betul sampe tuntas," ujarnya.
Sebelumnya, dilaporkan sebanyak 61 anak dan balita meninggal dunia dalam kurun waktu 4 bulan terakhir akibat terserang penyakit Campak dan Gizi Buruk.
Dari 61 Balita yang meninggal dunia, sebanyak 59 kasus kematian anak terjadi di tiga distrik yakni Distrik Fayit, Aswi dan Pulau Tiga.
Di Distrik Fayit dan Aswi yang terdiri dari 16 kampung, ditemukan sebanyak 22 anak balita meninggal dunia. Selain itu, di Pulau Tiga, ada 37 kasus kematian anak yang tersebar di Kampung Kappi, Kampung Nakai, Kampung As dan Kampung Atat.
Sementara, sekitar 2 minggu lalu, 2 balita meninggal dunia di Rumah Sakit Agats karena kasus yang sama. (seputarpapua.com)