Bupati dan Wabup Asmat Lantik 56 Kepala Kampung
Bupati dan Wabup Asmat Lantik 56 Kepala Kampung
Bupati Asmat, Elisa Kambu, S.Sos sedang melantik 32 Kepala Kampung dari empat Distrik di Distrik Fayit kemarin |
SAPA (ASMAT) – Bupati Asmat, Elisa Kambu, S.Sos melantik 32 Kepala Kampung dan Wakil Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, ST melantik 24 Kepala Kampung ditempat yang berbeda, Senin (15/5) pagi.
Ke 32 Kepala Kampung yang dilantik Bupati Asmat diselenggarakan di Ibu Kota Distrik Fayit, Basim untuk tiga Distrik yaitu Distrik Fayit, 13 Kepala Kampung, Distrik Safan, 10 Kepala Kampung dan Distrik Aswi, 9 Kepala Kampung. Sementara, Wakil Bupati Asmat melantik 24 Kepala Kampung dilaksanakan di Ibu Kota Distrik Suator, Binam dari empat Distrik, antara lain, 7 Kepala Kampung di Distrik Suator, 6 Kepala Kampung di Distrik Joutu, 1 Kepala Kampung di Distrik Korowae Buluanop dan 10 Kepala Kampung di Distrik Kolofbrasa.
Kedua penguasa Kabupaten Asmat ini pula sehari sebelumnya, Bupati Asmat melantik 19 Kepala Kampung di Distrik Pantai Kasuari dan Wakil Bupati Asmat melantik puluhan Kepala Kampung di Distrik Tomor Birif. Rencana, Selasa (16/5) pagi ini, Bupati dan Wabup Asmat akan melantik Kepala Kampung empat Distrik, diantaranya Distrik Atjs, Betcbamu, Joerat dan Distrik Auwyu.
Pelantikan 32 Kepala Kampung di Distrik Fayit turut hadir, Dandim 1707 Merauke, Letkol Inf. Heri Krisdianto, Wakapolres Asmat, Kombespol, Sam R Mamisala, Asisten I Setda Asmat, Yustus Kakom, S.Sos, Pastor Paroki Basim, Bavo, Pr dan Pdt. Frans Boby, S.Th serta dua ribuan lebih warga dari tiga Distrik tersebut ikut menyaksikan pelantikan kepala kampung mereka.
Bupati Asmat, Elisa Kambu, S.Sos dalam sambutannya usai melantik ke 32 Kepala Kampung itu mengharapkan para Kepala Kampung menjadi garda terdepan membangun kampung dan menjadi suri teladan dalam hal menghantar warga masyarakat berubah tahap demi tahap.
“Saya minta para Kepala Kampung menjadi garda terdepan dan teladan yang bisa dikuti warga masyarakat mengejar berbagai ketertinggalan dalam membangun kampung masing-masing. Bagi para Kepala Kampung yang tidak bisa memberi contoh yang baik kepada warganya. Saya tidak akan segan-segan untuk mencopot segera dari jabatan Kepala Kampung,” katanya.
Dihadapan warga masyarakat pula, ia meminta warga masing-masing kampung ikut berpartisipasi aktif bersama Kepala kampung membangun kampung. Kepala Kampung tidak boleh bekerja sendiri. Kepala Kampung memilih aparat dan pengurus kampung tidak boleh memilih keluarga sendiri melainkan merangkul seluruh marga yang ada dalam kampung menjadi pengurus kampung.
“Saya dengar ada Kepala Kampung yang memilih keluarga sendiri. Saya tidak akan segan-segan ganti yang bersangkutan. Karena saya memiliki wewenang untuk mengganti cepat Kepala Kampung yang hanya mengakomodir keluarga sendiri menjadi pengurus kampung dan pengelola dana kampung, itu sama sekali tidak boleh,” tegasnya.
Ia juga memesan para Kepala Kampung bersama Danramil, Kapolsek dan Pospol ikut bersama-sama mensosialisasikan program kesehatan, terutama program 100 hari pertama kehidupan manusia. Program pendidikan dan pemberdayaan ekonomi warga masyarakat. Program pemberdayaan ekonomi dengan uang ADD sebenarnya sangat memungkinkan untuk mengalokasikan dana tersebut untuk membangun ekonomi warga masyarakat.
“Saya harapkan Kepala Kemapung kerja sasma dengan aparat setempat sosialisasi hidup sehat dari program kesehatan dan mendorong program pendidikan dengan mewajibkan anak-anak sekolah. Tolong pa Danramil dan Kapolsek dan Pospol ikut mensosialisaikan program kesehatan dan pendidikan. Warga juga harus bisa menyekolahkan anak-anak. Anak-anak harus sekolah dan tidak boleh membawa anak-anak ikut bersama-sama mencari makan di dusun,” harapnya.
Secara khusus pula, Bupati Asmat menjelaskan pemanfaatan dana ADD untuk lembaga keagamaan. Alokasi dana ADD untuk lembaga keagamaan itu sebesar 10 persen. “Saya minta Kepala Kampung setelah mengeluarkan anggaran untuk aparat atau pengurus kampung dari ADD dihitung sisanya 10 persen untuk lembaga keagamaan. Nanti dari 10 persen itu bagi lembaga keagamaan akan dibagi sesuai dengan berapa besar jumlah umat. Jadi pengalaman tahun kemarin kepala kampung hanya kasih satu dua juta kepada lembaga keagamaan sama sekali tidak benar,” katanya. (Sergi)