GPKAI Diajak Bergandengan Tangan Majukan Asmat
GPKAI Diajak Bergandengan Tangan Majukan Asmat
Asisten I Setda Asmat mewakili Bupati membuka sidang MDA GPKAI |
ASMAT – Bupati Asmat, Elisa Kambu, S.Sos dalam sambutannya yang diwakili Asisten I Setda Asmat, Yustus Kakom, S.Sos dihadapan jemaat GPKAI Asmat, 221 peserta sidang Majelis Daerah Asmat (MDA) GPKAI dan para Kepala SKPD mengajak GPKAI bergandengan tangan dengan pemerintah daerah memajukan masyarakat Asmat.
“Saya mengikuti sejarah peradaban daerah Asmat dan pernah bekerja sebagai Kepala Distrik sebelum daerah ini dimekarkan menjadi Kabupaten, Peran GPKAI memiliki kontribusi yang sangat besar untuk membangun mental dan spiritual masyarakat di sini. Maka, saya mengajak kita semua dan GPKAI mari bergandengan tangan memajukan daerah ini ke depan. Sehingga, masyarakat kita selain maju dalam imannya, juga maju dalam berbagai aspek kehidupannya dan mereka semakin sejahtera,” ajaknya disambut dengan tepuk tangan meriah, di Gereja GPKAI Jemaan Asmat, Rabu (26/4) pagi.
Dia mengisahkan sebelum daerah ini dijamah para misionaris, mereka buta dalam iman, buta pengetahuan dan ada yang berpura-pura tidak tahu. Karena itu, Pemda sangat berterima kasih kepada pihak Gereja, terutama GPKAI yang memiliki andil membekali masyarakat daerah dengan iman dan pengetahuan. Sehingga, warga kita tidak ada lagi yang buta iman dan buta pengetahuan.
“Saya minta secara khusus kepada pihak gereja mari bersama-sama Pemda Asmat bersama-sama memberantas Narkoba dan Miras yang merajalela di daerah ini. Saya kira ketika gereja dan Pemda Asmat seiring sejalan dan seia sekata menertibkan Narkoba dan Miras pasti kita bisa tertibkan,” pintanya.
Ketua Majelis Daerah Asmat (MDA) GPKAI, Pdt. Paternus Cowakces, M.Th mengisahkan pekerja pekabaran injil sejak 1950 dipenuhi tantangan dan hambatan yang sangat besar. Namun, pelaku sabda Allah pada saat itu, katanya tidak pernah mengenal putus asa dan mengenal lelah. Mereka berjalan mewartakan kemuliaan Allah hanya dengan berbekalkan, buku, injil, air, SSB (diganti dengan HP) dan senter.
“Saya sengaja mengisi noken ini berisi buku, injil, Air, HP dan senter. Senter itu lambang terang kristus. Itu cara mereka bekerja yang patut kita tiru dan menjadikan semangat yang berkobar mewartakan kerajaan Allah kepada umat kita. Saya sudah mulai. Kini, giliran anak-anak muda bagaimana kedepan membangun mental dan spiritual umat kita,” katanya.
Para generasi muda harus bekerja sama dengan Pemerintah daerah. Karena gereja bekerja mulai berjuang dengan pelita dan lilin. Karena itu, generasi muda harus mendukung pemerintah daerah dengan membina umat kita dengan membangun imannya dan spiritualnya. Pemerintah akan membangun aspek lainnya, yaitu ekonomi, pendidikan dan kesehatan. “Jadi kita harus bekerja sama dan mendukung Pemda Asmat sambil membangun solidaritas dan kerukunan yang harmoni dengan umat yang lainnya,” katanya.
Sementara, Ketua Majelis Umum atau Sinode GPKAI Indonesia yang diwakili Sekretaris Majelis Umum GPKAI Indonesia, John Museri dalam sambutan pembukaan sidang MDA GPKAI Asmat menegaskan, GPKAI saat ini diperhadapkan dengan tantangan pelayanan yang sangat kompetitif baik secara internal maupun secara eksternal. Maka Majelis Umum GPKAI dalam visi dan misi pelayanan 2015 – 2019 itu “membangun dan memperluas kerajaan Allah sampai setiap orang menjadi murid Kristus yang sejati.”
Untuk mencapai visi dan misi itu, dalam persidangan MDA GPKAI empat tahun ke depan membutuhkan program strategis melalui penguatan kapasistas organisasi. Artinya kita perlu memantapkan dan meningkatkan management dan administrasi pelayanan gereja pada setiap level serta struktur pelayanan.
Pemberdayaan pemimpin, artinya dimana kita perlu memberdayakan dan mengefektifkan para pemimpin pada setiap unit kepemimpinan yang kita miliki. Lalu, pengembangan potensi gereja, maksunya Allah menganugerahkan potensi SDA yang luar biasa bagi kita, maka kita perlu mengelolanya dengan baik untuk kemandirian pelayanan GPKAI. Dan terakhir, perluasan Kerajaan Allah artinya umat dan majelis mesti membangun semangat misionaris kita untuk menjangkau jiwa-jiwa yang tidak terjangkau atau yang masih hidup dalam kegelapan, baik secara internal maupun eksternal.
“Saya berharap mari kita evaluasi pelayanan kita selama ini dan menusun program kegiatan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan riil jemaat kita. Dan saya mengajak semua warga GPKAI ikut berpartisipasi aktif dalam mendukung kebijakan pemerintah daerah sebagai bagian dari basis pelayanan kita,” ajaknya. (Sapa)