Informasi

Mengenal Distrik Suator Bisa Dongkrak PAD Asmat

Mengenal Distrik Suator Bisa Dongkrak PAD Asmat

 

Ilustrasi

ASMAT – Distrik Suator salah satu Distrik dari 24 Distrik  arah ke timur di Kabupaten Asmat. Distrik ini bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Asmat. Bahkan, Distrik ini pula merupakan salah satu Distrik penyanggah dan sentral ekonomi untuk Kabupaten Yahokimo.

 

Untuk menjangkau Distrik Suator  menggunakan  Speadboad, Longboad, Ketinting dan kapal-kapal kecil. Lama perjalanan tergantung fasilitas transportasi, misalnya menggunakan mesin 85 PK hanya membutuhkan waktu empat jam sudah tiba.

 

“Ini salah satu Distrik yang sangat potensial dan bisa menjadi salah satu Distrik yang bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asmat. Dan Distrik ini pusat perdagangan kayu gaharu dan tempat singgah kapal-kapal yang menuju ke Yahokimo. Perputaran uang di Distrik ini sangat tinggi. Hanya yang masih diupayakan Pemda Asmat itu ketersediaan alat komunikasi berupa Telkomsel belum ada,” kata Kepala Distrik Suator, Samuel Charles Jansenem menjawab media ini ketika berdiskusi soal arus perputaran uang di Distrik Suator, Kamis (2-3) malam lalu.

 

Dari pengamatan media ini, fasilitas pendungkung pertumbuhan ekonomi di Distrik Suator sudah memiliki Bank, yaitu Bank Papua, PLN menyala 12 jam dari pukul 18.00 hingga 06.00 Wit. Dan tersedia pula  fasilitas Dermaga, meskipun masih tergolong sederhana. “Kapal-kapal yang merapat di Distrik Suator ini rata-rata di atas 100 ton lebih,” kata salah satu warga, Amran. 

 

Warga yang mendiami Distrik tersebut beragam suku, diantaranya warga asli setempat berdarah Asmat dan Mappi. Warga pendatang terdiri dari berbagai suku, antara lain Bugis, Makasar, Maluku, Jawa dan Sumatra. “Warga kami disini seperti Indonesia mini,” kata Amran lagi.

 

Dia menyebutkan keistimewaan warga di Distrik Suator ini tidak pernah ada yang menenggak minuman keras atau melihat ada yang mabuk, termasuk mencuri. “Warganya sangat ramah dan sopan. Saudara-saudari kami yang asli pun sama. Kami tidak pernah melihat atau menyaksikan mereka mabuk atau minum-minuman keras. Saya lebih senang disini di bnding di Agats. Hanya karena saya kerja di Agts ya terpaksa pindah ke Agats,” kata Amran lagi.

 

Toko-toko atau pun kios-kios terlihat seperti mini market. Para penjual menata dagangannya sangat rapih dan indah. Mereka menata barang dagangannya tidak terkesan semrawut. Sehingga, pembeli leluasa ketika hendak membeli kebutuhan hariannya. Pemandangan itu jauh berbeda ketika kita bandingkan dengan toko atau pun kios yang ada di Pusat Ibu Kota Asmat, Agats. Perbedaannya bisa diibaratkan antara langit dan bumi. “Ya, kami bersyukur warga disini kompak dengan pemerintah. Kepala Dinstriknya sangat memasyarakat,” aku Amran. (Sapa)

Copyright © 2025 - Pemerintah Kabupaten Asmat