RIBUAN WARGA KABUPATEN ASMAT TERTIPU APLIKASI BODONG “BERBAGI”
Semenjak Kamis siang hingga pagi, sejumlah grup media social Facebook di Kabupaten Asmat, Papua diramaikan dengan informasi terkaitaplikasi bodong “Berbagi” yang pasalnya telah bermasalah. Disinyalir sekitar ribuan warga masyarakat Kabupaten Asmat tertipu admin aplikasi “Berbagi” itu kepada media ini jumat (25/6/2021) mengaku alami kerugian sekitar RP.7.000.000; padahal uang tersebut baru ditransfer beberapa hari yang lalu untuk melunasi administrasi tagihan sesuai ketentuan yang ada pada item aplikasi itu.
Ia menerangkan, awalnya ia masuk mendaftarkan diri hanya dengan kategori VIP I dengan setoran hanya Rp.600.000; dan sempat klaim pendapatannya. Dari situ ia semakin percaya untuk menaikkanVIP-nya dilevel yang lebih tinggi dengan setoran Rp.7.000.000.
Beberapa hari kemudian setelah penyetoran itu, ia mulai mengumpulkan pendapatan perharinya dan direncanakan Kamis kemarin akan dilakukan penarikan. Namun nahas nasibnya ketika klaim itu tidak bias dicairkan.
“Awal saya masuk dan yang membuat saya percaya adalah karena saya diajak oleh teman saya yang katanya baru saja melakukan penarikan, sehingga saya berani melakukan penyetoran. Tapi mau bagaimana lagi karena sekarang sudah begini,”ungkap ET.
Dijelaskannya, awalnya ia berfikir hanya aplikasi miliknya yang mengalami gangguan. Namun ternyata hal tersebut juga dialami oleh member lainnya juga.
Peristiwa ini pun mulai di sejumlah media social di Kabupaten Asmat dan diduga ada banyak anggota aplikasi tersebut alami kerugian puluhan juta rupiah.
Tak hanya masyarakat biasa, kebanyakan korban penipuan aplikasi bodong “Berbagi” ini adalah para PNS dan pegawai lain di kantor serta sejumlah anggota polisi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh media ini, diperkirakan sekitar 5 group Whatsap (WA) yang dibuat oleh salah seorang members di Asmat khusus untuk para anggota yang ada di grup tersebut sekitar 300-an orang. Jika dikalikan dengan 5 grup, maka terdapat ribuan annggota dan umumnya warga masyarakat Kabupaten Asmat.
Sangat disayangkan, ternyata ada juga sejumlah tokoh Agama (Pastor/Pendeta) juga terlibat didalamnya. Hal ini tentu sangat terpengaruh pada meledaknya jumlah anggota yang bergabung dengan aplikasi tersebut.
Sementara itu, HB yang juga sempat diajak oleh salah seorang temannya untuk bergabung dengan aplikasi ini, mengatakandirinya hampir melakukan pendaftaran, tapi karena masih mengumpulkan uang, akhirnya tidak sempat mendaftar. Padahal saya sudah siapkan uang dari hasil kumpul selama ini. Saya sebenarnya diajak oleh teman saya yang katabya pendapatan perbulannya sudah mencapai belasan juta rupiah. Saya percaya dia karena dia seorang tokoh agama.”jelasnya.
Dari kejdia ini, HB berharap kedepannya jika ada bisnis atau tawaran dalam bentuk apa saja, jika itu menguntungkan atau tidak, jangan saling mengajak. Apalagi dengan iming-iming gaji yang besar.
HB juga berharap, agar untuk yang berwajib segera mengamankan pelaku “bisnis kotor” tersebut demi mengurangi bertambahnya korban.
Untuk diketahui, bisnis apa saja jika itu tidak mengantongi ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka perusahaan tersebut perlu dipertanyakan legalitasnya.
Sumber : Jefri
Editor : Melani