ASMAT - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Asmat, Richard Mirino, SKM. Kes mengakui, selama 2016 kemarin, pihaknya telah menangani 28 pasien penderita HIV-AIDS dengan tingkat sangat parah. Dan sampai saat ini, dari jumlah pasien tersebut telah meninggal dunia. 

Richard, ketika ditemui Salam Papua usai menghadiri acara ibadah syukuran setahun kepemimpinan Bupati Elisa Kambu, S.Sos dan Wabup Thomas Eppe Safanpo, ST di lapangan Yos Sudarso, Jumat (17/2) menjelaskan, kebanyakan penderita penyakit tersebut adalah masyarakat asli setelah sebelumnya berdomisili lama di Kabupaten Mimik dan Marauke. 

"Rata -rata mereka mengaku kalau sudah mulai mengidap saat di Timika atau Merauke. Kami sudah lakukan pengobatan insentif dan memberikan pembinaan khusus. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil,"ujarnnya. 

Kata dia, walaupun demikian, dirinya mengakui, untuk di Asmat sejauh ini hal - hal yang menjadikan penyebaran penyakit kelamin tersebut belum terlalu marak. Sehingga lebih banyak mengidap setelah berpergian ke daerah lain. Karenanya, dirinya pun berharap, masyarakat Asmat untuk menghindari seks bebas dan selalu aktif dalam menghadiri sosialisasi yang dilakukan oleh tim kesehatan. 

"Itu semua tergantung bagaimana manusia itu sendiri menjaga diri. Kalau pun banyak hal - hal yang buruk ada di sekitar, namun kalau kita sendiri hisa mawas diri, maka akibatnya pun akan terhindar dengan sendiriny,"tuturnya. 

Dirinya pun menjelaskan selain HIV - AIDS, penyakit yang paling sering diderita masyarakat Asmat adalah ISPA dan penyakit kulit. Dimana penyakit tersebut disebabkan oleh pola hidup yang tidak memenuhi standar kesehatan. 

Lanjutnya, padahal, pihak RSUD dan lembaga kesehatan lainnya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Namun tingkat kesadaran dari masyarakat itu sendiri yang masih rendah, sehingga terus didorong. 

"Kesadaran masyarakat akan kesehatan ini masih rendah. Karenanya, kami terus melakukan sosialisasi, agar masyarakat bisa hidup lebih sehat,”ungkapnya. (Sapa)